SELAYAR, Quarta.id- Disebut memiliki tradisi dan kearifan lokal yang unik dan beragam, Universitas Hasanuddin (Unhas) menyebut Kepulauan Selayar berpeluang mengembangkan Pariwisata Berbasis Komunitas sebagai potensi yang menjanjikan.
Hal tersebut mengemuka pada Workshop Pengembangan Pariwisata dari Berbagai Aspek yang berlangsung di Ruang Rapat Pimpinan Bupati Kepulauan Selayar di Benteng, Senin (19/5/2025).
BACA JUGA: Napak Tilas Peradaban Kepulauan Selayar pada Ajang Muhibah Budaya Jalur Rempah 2023
Acara yang diselenggarakan Departemen Sastra Prancis Fakultas Ilmu Budaya Unhas tersebut, menggandeng Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Selayar sebagai mitra dan menghadirkan puluhan peserta dari berbagai komponen.
Ade Yolanda Latjuba dari Departemen Sastra Prancis Fakultas Ilmu Budaya Unhas menyampaikan potensi tradisi dan kearifan lokal Kepulauan Selayar sebagai atraksi wisata yang menjanjikan.
“Observasi awal kami mendapatkan begitu banyak tradisi dan kearifan lokal yang berpeluang digarap dalam konteks Pariwisata Berbasis Komunitas,” ucap Ade dalam pemaparannya.
BACA JUGA: Masjid Tua Lalang Bata: Jejak Sejarah Masuknya Islam di Kepulauan Selayar
Observasi dimaksud merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang dilakukan Departemen Sastra Prancis Fakultas Ilmu Budaya Unhas di Kepulauan Selayar.
“Dengan karakter Kepulauan Selayar sebagai daerah pariwisata, pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas atau juga disebut Community Based Tourism (CBT) dapat diparalelkan dengan potensi wisata alam yang dimilikinya,” lanjut Ade.
Tim Universitas Hasanuddin menyampaikan pola pengembangan CBT yang mengedepankan peran masyarakat sebagai komponen utama, juga menjadi kesempatan mendorong pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan ekonomi lokal di pedesaan.
BACA JUGA: Tiga Desa di Kepulauan Selayar Peroleh Pendampingan untuk Pengembangan Desa Wisata
Kepala Departemen Sastra Prancis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prasuri Kuswarini, pada acara yang sama menyampaikan salah satu potensi CBT melalui pendekatan narasi atau bercerita.
Prasuri menyebut daya tarik wisata dengan menghadirkan cerita atau narasi sebagai teori storynomics tourism.
“Storynomic tourism mengedepankan narasi, konten kreatif dan living culture untuk menciptakan pengalaman wisata yang lebih berkesan,” lanjut Prasuri.
Pendekatan storytelling, menurut Prasuri memungkinkan wisatawan terkoneksi secara emosional dengan aspek ekonomi kreatif, budaya dan destinasi lokal pada suatu daerah.
Pada kesempatan ini, Tim Universitas Hasanuddin menyampaikan komitmennya untuk mendukung pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas di Kepulauan Selayar melalui peran universitas.
“Ke depan tentu banyak hal yang memungkinkan untuk dikerjasamakan sesuai porsi dan peran masing-masing,” imbuh Prasuri