BONTOMATENE, Quarta.id- Enam bulan sudah atau sejak awal Februari 2025, krisis air bersih melanda warga Dusun Tajuia di Kecamatan Bontomatene.
Warga yang awalnya menikmati fasilitas air bersih dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum atau PAM Tirta Tanadoang (Sebelumnya PDAM Kepulauan Selayar), kini harus berjibaku sendiri memenuhi ketersediaan air bersih untuk kebutuhan MCK (Mandi, Cuci, Kakus).
Layanan air bersih dari PAM Tirta Tanadoang pada tiga dusun, masing-masing Tajuia, Sariahang dan Dusun Polong, terhenti akibat sejumlah kerusakan komponen mesin pompa pada instalasi air di Sumur Tajuia.
BACA JUGA: Krisis Air Bersih Landa Desa Bungaiya dan Sekitarnya, Ini Penjelasan PAM Tirta Tanadoang
Sumur Tajuia adalah goa dengan air bawah tanah didalamnya dan menjadi salah satu sumber air baku yang selama ini dikelola oleh perusahaan daerah tersebut.
Berbeda dengan warga Dusun Polong dan Sariahang yang memiliki alternatif layanan air bersih dari usaha pengelolaan air Ere Poso di Besa Barat Lambongan, sekitar 50 KK di Dusun Tajuia, nyaris tak punya pilihan.
Sejak mengalami krisis air bersih, warga pada perkampungan berjarak sekitar 28 km dari Kota Benteng ini, telah mengupayakan berbagai cara.
BACA JUGA: PAM Tirta Tanadoang Janjikan Layanan Air Bersih untuk Wilayah Desa Bungaiya Normal Kembali Hari ini
Mulai dari turun langsung ke sumber air dan mengangkut air dengan wadah seperti jerigen dan ember, hingga upaya memompa air menggunakan mesin pompa yang tersedia.
“Untuk operasional pompa air seperti bahan bakar dan biaya perbaikan, warga patungan per rumah tangga dengan biaya dari 20 hingga 35 ribu,” ucap Daeng Manggappa, Imam Dusun Tajuia yang menjadi bendahara pengelolaan air di Dusun Tajuia, Juli 2025 lalu.
“Untuk pembayaran dilakukan per-bulan. keluarga dengan penghasilan tetap, tarif pembayaran dibedakan dengan yang berpenghasilan rendah,” lanjut Daeng Manggappa.
BACA JUGA: Sukacita Perayaan Kemerdekaan dan Ironi Indonesia di Kampung Lengu
Sayangnya, karena kapasitas mesin, pemipaan hanya bisa dilakukan hingga ke areal sekitar Sumur Tajuia.
“Kami siapkan bak (tandon) air di dekat sumur, warga mandi dan mencuci disana serta membawa air ke rumah masing-masing untuk kebutuhan rumah tangga,” ucap Amirullah, Kepala Dusun Tajuia kepada Quarta.id pada periode yang sama. .
sementara itu, sektor pertanian sebagai salah satu sumber penghidupan masyarakat Dusun Tajuia, ikut kena imbas vakumnya pelayanan air bersih di wilayah ini.
BACA JUGA: Mulai Dilirik Warga Selayar, Ini Potensi Cuan dari Bunga Telang
Muh Ramli (45) petani yang menggeluti budidaya bunga telang, mengaku tidak lagi maksimal dalam beroperasi akibat kelangkaan air bersih.
“Kami berharap segera adala solusi dari terhentinya operasional pemipaan sumur Tajuia,” ucapnya kepada Quarta.id, Sabtu (30/8/2025).
Ramli menyebut penurunan produksi budidaya bunga telang yang dikelolanya menurun hingga 50 % akibat langkanya pasokan air.
Pemerintah Daerah Kepulauan Selayar telah mengumumkan hasil seleksi jabatan Direktur Utama PAM Tirta Tanadoang pada 26 Agustu 2025 lalu.
Adapun hasil seleksi itu, dirilis melalui lam resmi Pemda Kepulauan Selayar di kepulauanselayarkab.go.id.
Melalui pengumuman yang ditandatangani oleh Sekretaris Daerah Kepulauan Selayar, Mediyono, ditetapkan peserta seleksi atas nama Darmawang, sebagai figur yang akan menakhodai PAM Tirta Tanadoang.
Adakah sosok baru pucuk pimpinan dari salah satu perusahaan daerah yang berada di bawah naungan Pemda Kepulauan Selayar itu, akan menjadi harapan baru dalam pelayanan kebutuhan air bersih masyarakat Selayar? Lalu, apakah penantian masyarakat Dusun Tajuia akan menemui titik terang?