SELAYAR, Quarta.id- Membakar sampah, terutama sampah non-organik jenis plastik, kerap menjadi pilihan banyak orang saat melakukan aksi bersih lingkungan.
Fenomena ini juga terjadi pada kegiatan bersih lingkungan yang dihelat Pemerintah Daerah Kepulauan Selayar pada Jumat (25/4/2025).
Dari pantauan Quarta,id, pada titik lokasi dari Jalan Soekarno-Hatta ke Pasar Sentral Bonea, tindakan membakar sampah masih terjadi.
BACA JUGA: (OPINI) Salah Kaprah Soal Sampah
“Baunya menyengat dan asapnya sangat mengganggu,” ucap Fira (35), warga Kota Benteng yang berdomisili di sekitar SMP Negeri 4 Kepulauan Selayar (SMP Standar) kepada Quarta.id, Jumat (24/5/2025).
Nur Sakinah dari Gerakan Selayar Bebas Sampah Plastik (SBSP), juga membenarkan adanya aktivitas membakar sampah yang dilakoni peserta aksi bersih-bersih dimaksud.
“Pantauan kami, kejadiannya berlangsung pagi hingga menjelang siang, tetapi bau hasil pembakaran sampah masih tercium hingga Sabtu pagi,” ucap Sakinah.
Sementara itu, laman waste4change.com, sebuah lembaga yang concern pada isu persampahan, menyebutkan sejumlah dampak negatif dari membakar sampah, terutama sampah plastik.
Bahaya sampah plastik yang dibakar bisa berasal dari asapnya. Seperti yang diketahui, plastik merupakan hasil olahan campuran dari beberapa bahan kimia.
“Jika plastik yang mengandung bahan berbahaya ini dibakar, maka akan menghasilkan bahan kimia beracun dan bisa mencemari udara,” sebut laman tersebut.
BACA JUGA: Hari Bumi 2024: Yuk, Kenal Lebih Dekat dengan Gerakan Selayar Bebas Sampah Plastik!
Dioksi menjadi salah satu hasil pembakaran sampah dan menjadi ancaman bahaya sampah plastik selanjutnya. Dioksin mengandung klorin, di mana klorin ini dapat menyebabkan masalah pada pernapasan, bagi yang menghirupnya.
Selain itu, pembakaran plastik juga akan melepaskan bahan kimia berbahaya lain, seperti benzo(a)pyrene (BAP) dan polyaromatic hydrocarbon (PAH). Dua bahan ini sudah terbukti menjadi salah satu penyebab kanker.
Emisi dari pembakaran sampah digolongkan sebagai polutan organik persisten, karsinogenik dan mutagenik. Jenis polutan ini dapat menyebabkan masalah reproduksi dan gangguan kekebalan tubuh.
BACA JUGA: Lakukan Penelitian di Kepulauan Selayar, Akademisi Ini Ingatkan Bahaya Mikroplastik
Masih dari sumber yang sama disebutkan, masalah kesehatan lain seperti iritasi mata, hidung, dan tenggorokan juga menjadi akibat dari bahaya sampah plastik yang dibakar.
“Jika kondisi ini dibiarkan berlarut, masalah kesehatan jangka panjang yang lebih serius sudah siap menunggu. Misalnya saja masalah paru-paru, risiko penyakit jantung, hingga kanker,” imbuh laman itu.