BENTENG, Quarta.id- Puluhan anak berhamburan saat sirine berbunyi dari perangkat pengeras suara, pertanda terjadinya bencana gempabumi.
Beberapa diantara mereka berlindung di bawah kolong meja, sebagian lagi menggunakan kursi dan buku untuk melindungi bagian kepala.
Seketika siswa-siswa tersebut di relokasi ke titik kumpul yang tersedia pada areal terbuka.
BACA JUGA: BMKG Goes to School di Kepulauan Selayar, Bangun Kesadaran Bencana Berbasis Sekolah
Adegan ini merupakan simulasi dari tindakan tanggap darurat sebagai bagian dari sosialisasi mitigasi bencana gempabumi, sebuah acara yang dilaksanakan Tim Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Hasanuddin,di Benteng, Kepulauan Selayar, Kamis (5/8/2024).
Pada acara yang dilangsungkan di Rumah Kopi, Benteng itu, puluhan anak dari beberapa Sekolah Menegah Pertama (SMP) dan SMA di Kepulauan Selayar menjadi peserta.
BACA JUGA: Dua Kali Warga Kepulauan Selayar Rasakan Gempa Hari Ini, Gempa Kedua Sempat Buat Panik
Hadir sebagai pembicara Gabriella Alodia, Ph.D. selaku Dosen Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, Spesialisasi Hidrografi (Pemetaan Laut). Adapun Difa Kusumadewi MT, Kandidat Doktor Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB dan Regita Cahyani, Mahasiswa S1 Geofisika, Universitas Hasanuddin.
Sehari sebelumnya, agenda yang sama juga dilangsungkan pada satu Sekolah Dasar (SD) dan Taman Kanak-kanak (TK) di Kota Benteng. Pada dua sekolah, dilakukan pula sosialisasi buku Buku “Anak Selayar Siaga Gempa!”
“Buku ini merupakan media edukasi bahaya gempa bumi di sekitar wilayah Kepulauan Selayar dengan memakai peristiwa gempa Desember 2021 tersebut sebagai latar cerita,” ucap Gabriella Alodia , Ph.D., selaku Dosen TeknIk Geodesi dan Geomatika ITB kepada Quarta.id, Kamis (5/9/2024).
BACA JUGA: Kota Benteng Dipasangi Peta Evakuasi Tsunami, BMKG: Peluang Tsunami Ada, Harus Tetap Waspada!
Adapun buku dimaksud, menyajikan kata-kata yang sederhana dengan aksen dan bahasa sehari-hari Selayar dan Makassar, termasuk tampilan bercorak pop up yang menyesuaikan dengan dunia anak-anak.
“Kita ingin meningkatkan pemahaman anak, utamanya di tingkat sekolah dasar, terhadap potensi gempa bumi di sekitar area Kepulauan Selayar, apa yang harus dilakukan ketika gempa terjadi, hingga bagaimana cara mempersiapkan diri untuk menghadapi gempa bumi di masa depan,” lanjut Gaby, sapaan akrab Gabriella Alodia.
Dengan letak Kepulauan Selayar yang berdekatan dengan beberapa zona sumber gempa bumi yaitu Sesar Selayar Timur dan Barat, serta Patahan Busur Belakang Flores di Selatan Kepulauan Selayar, oleh BMKG disebut memiliki potensi bencana gempabumi serta tsunami yang bisa terjadi kapan saja.