Dulu Banyak Ditanam Petani di Selayar, Sorgum Kini Diproyeksikan Jadi Alternatif Pangan di Masa Depan

Ahmad Riadi
Tanaman sorum (Sorghum bicolor (L.) Moench). (Foto: Istimewa)
Tanaman sorum (Sorghum bicolor (L.) Moench). (Foto: Istimewa)

SELAYAR, Quarta.id- Era tahun 70 hingga awal 90-an masyarakat Kepulauan Selayar masih menjadikan tanaman sorgum sebagai salah satu pilihan komoditas pertanian.

Keberadaan sorgum yang oleh warga Selayar kala itu hanya dijadikan sebagai alternatif pengganti beras, mulai terlupakan seiring waktu.

Saat isu diversifikasi pangan kembali jadi concern pemerintah, sorgum mulai dilirik lagi sebagai salah satu pilihan bahan pangan di masa depan.

BACA JUGA: Wajib Dicoba! Penganan Khas Selayar Berbahan Dasar Jewawut, Lezat dan Kaya Gizi

Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Puji Lestari menyampaikan bahwa sorgum berpotensi menjadi pangan alternatif sekaligus menjadi salah satu strategi penting untuk mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga produksi tanaman pangan utama.

Pernyataan Puji disampaikan pada webinar “Potensi Pengembangan Produk Berbasis Sorgum Mendukung Diversifikasi Pangan dan Pengembangan Sorgum Berbasis Masyarakat di Wilayah Flores”, Juni 2024 lalu.

Pada forum tersebut, Yudhistira Nugraha selaku Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, menyebut sorgum sebagai salah satu komoditas yang dapat menggantikan nasi karena teknologinya sudah ada.

BACA JUGA: Harum Jeruk Selayar dan Manisnya Peluang Agrowisata

“Kelebihan sorgum tidak hanya untuk pangan tetapi bisa juga untuk bioethanol, pakan ternak, pellet, dan pengganti batubara,” ucapnya

Faktor pendukung lainnya menurut Yudhistira adalah langkah Bappenas yang telah merancang strategi keanekaragaman pangan dan salah satu komoditas yang dikembangkan yaitu sorgum.

“Tahun 2021 Kementan mengadakan Research Innovative Collaborative yang mencoba menerapkan teknologi-teknologi Sorgum di lokasi Flores NTT,” ujarnya.

BACA JUGA: Mulai Dilirik Warga Selayar, Ini Potensi Cuan dari Bunga Telang

Laman pertanian.go.id menulis, biji sorgum memiliki kandungan gizi yang tinggi serta dapat diolah menjadi berbagai produk seperti beras gluten free dan low glikemik, etanol/alkohol dengan kualitas tinggi, serta tepung.

Tak hanya itu, batang sorgum disebut mampu menghasilkan nira dengan brix tinggi, sehingga dapat diolah menjadi produk turunan seperti etanol, gula coklat/gula semut, gula kristal, dan kecap.

Ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Kepulauan Selayar, Mei Sudarjo, menyebut potensi sorgum diupayakan secara massal di Kepulauan Selayar sangat terbuka.

BACA JUGA: Perubahan Iklim Bisa Membuat Kopi Tak Lagi Senikmat Dulu

“Karakter NTT yang jadi pilot projct nasional dan Selayar kurang lebih sama, apalagi petani-petani kita dulu memang sudah pernah menjadikan sorgum sebagai salah satu komoditas pertanian,” ucapnya.

Meski demikian, Mei Sudarjo melihat tetap ada tantangan untuk menjadikan sorgum sebagai bahan pangan alternatif, terutama di Selayar.

Menurutnya, pemerintah lokal harus hadir dalam hal menumbuhkan ekosistem pertanian yang baik.

BACA JUGA: Cabup dan Cawabup “Dikuliti” Guru Besar dan Tokoh Masyarakat Selayar pada Forum Dialog ITSBM

“Ambil contoh soal perda ternak yang sejauh ini belum berjalan maksimal. Artinya aturan-aturan yang menaungi sektor pertanian harus hadir dan dijalankan dengan baik,” ucapnya.

Mei Sudarjo juga menyampaikan terkait ekosistem pertanian yang baik adalah tumbuhnya minat masyarakat, terutama anak muda untuk menekuni profesi sebagai petani.

“Minat bertani ini yang harus didorong, karena kalau bicara diversifikasi pangan kan salah satu pilarnya adalah SDM,” pungkas Mei Sudarjo.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WhatsApp-Image-2024-01-11-at-07.35.08