Kesadaran Disebut Masih Rendah, FKG UMI Edukasi Mayarakat Selayar Terkait Kesehatan Gigi dan Mulut

Citra Wardhani
Kegiatan Bakti Sosial bertajuk Umi Amal Senyum (UAS) yang dihelat Fakultas Kegiatan Gigi (FKG) Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Kepulauan Selayar dari 27-30 Juli 2024. (Foto: Istimewa)
Kegiatan Bakti Sosial bertajuk Umi Amal Senyum (UAS) yang dihelat Fakultas Kegiatan Gigi (FKG) Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Kepulauan Selayar dari 27-30 Juli 2024. (Foto: Istimewa)

SELAYAR, Quarta.id- Kesadaran masyarakat terkait kesehatan gigi dan mulut disebut masih rendah berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018.

Proporsi jumlah masyarakat yang melakukan tindakan untuk mengatasi masalah gigi dengan meminum obat disebutkan sebanyak 52,9 persen, konsultasi perawatan gigi 60,7 persen, dan tindakan penambalan gigi 4,3 persen.

“Ini masih menunjukkan bahwa masyarakat masih melakukan kunjungan perawatan kesehatan gigi dan mulut jika terpaksa atau terlambat untuk diobati oleh tenaga kesehatan,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dr. Eva Susanti, S. Kp., M. Kes., pada laman kemkes.go.id , 21 Februari 2024 lalu.

BACA JUGA: Sulsel Masih Berstatus Rawan Polio, 16.878 Anak Jadi Sasaran PIN Polio di Kepulauan Selayar

Masih rendahnya awareness publik pada masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi salah satu alasan digelarnya Bakti Sosial bertajuk Umi Amal Senyum (UAS) oleh Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, di Kepulauan Selayar dari 27 hingga 30 Juli 2024.

Dekan 3 FKG UMI Makassar, Drg. Nurasisa Lestari., M. Kes, yang hadir pada Baksos itu menyebut upaya membangun kesadaran terkait kesehatan gigi dan mulut sebagai hal penting untuk mewujudkan kualitas kesehatan masyarakat secara umum.

“Semua komponen baik pemerintah daerah, kampus dan berbagai kalangan harus ambil bagian melakukan edukasi,” ucap drg. Nurasisa pada salah satu titik lokasi Bakti Sosial bertajuk Umi Amal Senyum (UAS) di SD 58 Benteng, Selasa (30/7/2024).

BACA JUGA: PIN Polio di Selayar Berlangsung Mulai 23 Juli, Jangan Biarkan Masa Depan Anak Direnggut Virus Polio!

Menurutnya, sejauh ini isu terkait kesehatan gigi dan mulut masih dikesampingkan. Padahal, kesehatan gigi dan mulut berpengaruh besar pada kesehatan secara umum, termasuk kemungkinan menjadi pemicu pada penyakit lain dengan level yang lebih parah.

“Masyarakat banyak beranggapan bahwa masalah gigi hanya berkaitan dengan permukaan pada mulut dan belum memperoleh informasi yang komprehensif, bagaimana gigi bisa menjadi pemicu dan memperparah penyakit tertentu, semisal jantung,” sambung drg. Nurasisa

Drg. Nurasisa menjelsakan bagaimana gigi yang bermasalah bisa menjadi pemicu menyebarnya bakteri penyebab gigi berlubang ke dalam pembuluh darah yang kemudian mengalirkan darah ke bagian tubuh lainnya, termasuk jantung.

BACA JUGA: Kepulauan Selayar Jadi Sasaran Program ERAT dari USAID Terkait Kasus Perkawinan Anak

“Bakteri yang sudah mencapai jantung dapat menyebabkan terjadinya endokarditis (infeksi pada lapisan dalam jantung),” imbuhnya.

Sementara itu, Dr.drg. Nur Asmah.Sp.KG selaku Direktur Pendidikan, Pengabdian & Penelitian Rumah Sakit Islam Gigi dan Mulut Pendidikan (RSIGMP) yang turut hadir pada kegiatan dimaksud, menyampaikan upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut tidak mululu terkait penanganan (kuratif).

“Menjaga kesehatan gigi dan mulut seorang anak, sebenarnya dimulai saat seseorang masih berada dalam kandungan. Jadi peran seorang Ibu untuk memahami bagaimana menjaga kehamilan dengan memperhatikan asupan nutrisi dapat memberi pengaruh baik pada kesehatan gigi sang jabang bayi,” ucapnya.

BACA JUGA: CSR Pelindo Sasar Persoalan Stunting di Sulawesi Selatan

“Kemudian pada masa kanak-kanak, sang buah hati harus mendapatkan perhatian yang cukup dalam hal kondisi kesehatan gigi, termasuk kebiasaan memeriksakan gigi dan membangun kesadaran menggosok gigi dengan frekuensi yang cukup sejak dini,” lanjut Drg. Nur Asma.

Adapun Bakti Sosial FKG UMI di Kabupaten Kepulauan Selayar, melibatkan Tim sebanyak 128 orang yang terdiri dari Dokter umum, dokter gigi, dokter gigi spesialis, Staf FKG UMI, Mahasiswa Koas dan Mahasiswa FKG sendiri.

Beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya pemeriksaan gigi, penanganan jika diperlukan, termasuk kegiatan dialog untuk menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran terkait kesehatan gigi dan mulut.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WhatsApp-Image-2024-01-11-at-07.35.08