Kampung Tua Bitombang, Rumah Bertiang Tinggi dan Kearifan Lokal yang Tetap Lestari

Citra Wardhani
Rumah dengan tiang tinggi yang usianya diperkirakan telah memasuki hitungan abad di Kampung Bitombang. (Foto: Istimewa)
Rumah dengan tiang tinggi yang usianya diperkirakan telah memasuki hitungan abad di Kampung Bitombang. (Foto: Istimewa)

SELAYAR, Quarta.id- Kampung Tua Bitombang adalah penamaan untuk sebuah perkampungan di Kecamatan Bontoharu, Kepulauan Selayar.

Berjarak sekitar 5 km dari Benteng, Ibu Kota Kepulaan Selayar, kampung ini terletak pada dataran tinggi yang menjadi ciri khas wilayah Timur Pulau Selayar.

BACA JUGA: Masjid Tua Lalang Bata: Jejak Sejarah Masuknya Islam di Kepulauan Selayar

Penyematan label Kampung Tua, merujuk pada karakteristik dusun berpenduduk 120 kepala keluarga ini, sebagai salah satu lokasi yang didiami oleh warga lokal selama berabad-abad lamanya.

Bukti sahih dari keberadaan Bitombang sebagai salah satu kampung tertua di Kepulauan Selayar, diantaranya dari keberadaan rumah panggung yang diperkirakan telah melintasi usia ratusan tahun.

Hal itu terlihat dari tiang dan beberapa bagian rumah yang telah ditumbuhi tai angin atau kayu angin.

BACA JUGA: Tidak Hanya Bahari, Ini Sederet Spot Wisata Perbukitan di Kepulauan Selayar

Salah satu keunikan di Kampung Tua Bitombang adalah tiang rumah panggung yang beberapa diantaranya menjulang hingga 15 meter.

Selain untuk menyesuaikan dengan kondisi, dimana beberapa bagian wilayah kampung yang merupakan struktur tebing, konon, rumah dengan tiang tinggi menjadi cara penduduk kampung di masa lampau, menghindari serangan hewan buas.

Rumah tua dengan tiang yang menjulang, menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang mendatangi perkampungan ini.

BACA JUGA: “Jeknek Sappang”, Minuman Para Pendahulu yang Ternyata Kaya Manfaat

Namun, Bitombang bukan hanya soal rumah-rumah tua, kampung ini juga menjadi representasi kearifan lokal masyarakat Selayar.

Seni bela diri Kontaw dan Manca’ Pa’dang masih dipelajari secara turun temurun di Bitombang. Anak-anak dan remaja, banyak yang mahir dengan atraksi budaya khas Selayar tersebut.

“Banyak anak-anak muda yang masih belajar kotaw dan manca pa’dang,” ujar Sulaiman (40), tokoh pemuda di Bitombang, Jum’at (31/1/2025).

BACA JUGA: Napak Tilas Peradaban Kepulauan Selayar pada Ajang Muhibah Budaya Jalur Rempah 2023

Menurut Sulaiman, seni bela diri kontaw dan manca pa’dang kerap dipertontonkan pada seremoni kedaerahan, baik atas prakarsa masyarakat kampung atau inisiatif pemerintah daerah.

Karakter khas lainnya di Bitombang adalah penduduk kampung yang terkenal memiliki usia panjang, bahkan ada yang mencapai lebih dari 100 tahun.

“Banyak orang-orang tua kami yang usianya dari 90 hingga 100 tahun lebih,” ucap Rahman (65), salah seorang tetua kampung di Bitombang.

Tak ada kajian ilmiah terkait rata-rata usia penduduk di kampung yang sebagian besar warganya merupakan petani ini.

“Mungkin karena kondisi kampung kami yang banyak tanjakan (tebing), jadi kami terbiasa berjalan kaki dengan naik turun tanjakan. Makanya sehat,” imbuh Rahman.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WhatsApp-Image-2024-01-11-at-07.35.08