BENTENG, Quarta.id- 32 Provinsi termasuk Sulawesi Selatan serta 399 kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio. Tidak hanya itu, Kementerian Kesehatan RI masih menerima laporan terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat polio.
Sejak 2022 hingga 2024, telah dilaporkan sebanyak total 12 kasus kelumpuhan, dengan 11 kasus yang disebabkan oleh virus polio tipe 2 dan satu kasus diakibatkan oleh virus polio tipe 1.
Ditengah bahaya virus polio yang masih mengintai pada sebagian besar wilayah Indonesia, pemerintah mengambil langkah strategis melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, dimana untuk Kepulauan Selayar akan berlangsung mulai Selasa, 23 Juli 2024.
BACA JUGA: Sulsel Masih Berstatus Rawan Polio, 16.878 Anak Jadi Sasaran PIN Polio di Kepulauan Selayar
Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dr. Debby Andina Landiasari melalui uns.ac.id, menyampaikan risiko bagi anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal.
“Polio atau Poliomielitis sendiri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan hingga kematian,” ujar Debby.
Debby menambahkan, virus polio ditularkan melalui tertelannya makanan atau air yang terkontaminasi oleh virus tersebut.
Sub Koordinator Serveilans dan Imunisasi Dinkes Kepulauan Selayar, Ermansyah kepada Quarta.id, Senin (22/7/2024) menyebut, kondisi sanitasi dan kebiasaan masyarakat seperti individu yang masih Buang Air Besar (BAB) sembarangan di sungai atau pada sumber air yang digunakan sehari-hari, dapat menjadi pemicu penularan dan wabah polio.
BACA JUGA: Alarm Darurat Perundungan Anak!
“Virus polio tersebut masuk ke saluran cerna lalu ke sistem saraf sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan,” terang Ermansyah
Menurut Ermansyah, ketika anak tidak mendapatkan imunisasi polio, yang bersangkutan tidak saja rentan terhadap penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian, tetap juga beresiko tinggi menjadi sumber penularan penyakit polio kepada orang lain.
“Tidak adanya cakupan imunisasi yang memadai juga dapat meningkatkan peluang terjadinya wabah polio,” tutup Ermansyah.