SELAYAR, Quarta.id- Tim Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjag Mada (UGM) di Kepulauan Selayar, merangkul salah satu komunitas lingkungan dalam rangka edukasi terkait lingkungan.
Kolaborasi dimaksud, dilakukan bersama Selayar Bebas Sanpah Plastik (SBSP), sebuah gerakan sosial yang concern pada isu sampah plastik di Bumi Tanadoang, julukan Kepulauan Selayar.
SBSP dan KKN PPM UGM menggelar acara sosialisasi bahaya sampah plastik dan ecobrick sebagai salah satu solusi daur ulang.
Acara berlangsung di Aula Kantor Desa Kahu-Kahu, Kecamatan Bontoharu, salah satu lokasi penempatan KKN PPM UGM.
“Fakta yang kami temui sejak sampai di Desa Kahu-Kahu adalah persoalan sampah plastik yang mencemari hampir seluruh sisi di Desa Kahu-Kahu, baik di kawasan pesisir, maupun daratan,” ucap Bramertha Salsabella Roselin, anggota KKN PPM UGM yang didaulat menjadi pmbicara pada acara tersebut.
Mertha, sapaan akrab Bramertha Salsabella Roselin, menyampaikan fakta sumber sampah dari luar Desa Kahu-Kahu, berupa sampah mengapung (kiriman) dan juga sampah domestik.
BACA JUGA: Empat Desa di Kepulauan Selayar Jadi Lokasi KKN Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM)
“Fenomena sampah kiriman semakin diperparah dengan sampah rumah tangga yang juga belum menemukan solusi ideal,” lanjut Mertha.
Dirinya juga menyebut data, dimana 40% sampah yang dihasilkan masyarakat Indonesia, berasal dari rumah tangga.
Hasri Tsurayya dari SBSP yang hadir sebagai pemateri, juga menyayangkan belum adanya kebijakan yang strategis dalam mengatasi masalah sampah, terutama di kawasan pesisir.
BACA JUGA: (OPINI) Salah Kaprah Soal Sampah
“Sampah pesisir tidak saja memicu persoalan kesehatan masyarakat, tetapi juga keberadaan ekosistem laut yang semakin terancam,” ucap Hasri.
Hasri dan Mertha sepakat menyampaikan dorongan tata kelola sampah berbasis pesisir, dimana sistem yang dibentuk menyentuh aspek kesadaran, infrastrukutr dan sistem/regulasi mengenai persampahan.
Acara juga disertai dengan workshop daur ulang sampah plastik melalui ecobrick dan pengelolaan limbah hasil perikanan teripang oleh mahasiswa UGM.