Kepulauan Selayar,Quarta.id- Untuk kali kedua, Komunitas Selayar Bebas Sampah Plastik (SBSP) menggelar Ecobrick Festival, sebuah kegiatan yang bertujuan mengedukasi masyarakat terutama anak muda terkait problem sampah plastik dan ecobrick sebagai salah satu solusi daur ulang.
Untuk penyelenggaraan tahun ini, Ecobrick Festival diadakan pada Minggu, (5/11/2023) di Benteng, Kepulauan Selayar. Ecobrick Festival 2023 berkolaborasi dengan Pusat studi Universitas Nasional (Unas), Center for Sustainable Energy and Resources Management (CSERM).
BACA JUGA: Dari Pawai Bebas Plastik 2023: Pemerintah Diminta Serius Tangani Polusi Sampah Plastik
Sebelumnya Ecobrick Festival dilaksanakan pada tahun 2022, bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Acara Ecobrick Festival sendiri setiap tahunnya menggelar road to school dan talk show, parade ecobrick serta sesi games dan doorprize.
Untuk tahun 2023 ini, Ecobrick Festival SBSP mengankat tema “Jaga Lautmu, Buat Ecobrick-mu” menyasar 5 sekolah pada acara road to school, masing-masing SMA Negeri 1 Selayar, SMA Negeri 2 Selayar, SMK Negeri 5 Selayar, SMA Negeri 7 Selayar dan SMP Negeri 1 Benteng.
BACA JUGA: Cara Unik Komunitas Lingkungan di Selayar Kampanyekan Kantong Belanja Ramah Lingkungan
“Untuk acara puncak, sesi talk show menghadirkan Wakil Bupati Kepulauan Selayar, perwakilan CSERM Unas dan SBSP sendiri,” ucap Hasriani Tsurayya selaku Program Manager SBSP.
Wakil Bupati Kepulauan Selayar, Saiful Arif yang tampil memberikan opening speech menekankan pentingnya peran anak muda dalam mendorong perbaikan pada seluruh aspek kehidupan, termasuk lingkungan.
“Anak muda harus mengambil peran dengan mendukung upaya perbaikan kualitas lingkungan dengan mencegah persoalan lingkungan mulai dari pangkalnya, contoh tidak menghasilkan sampah plastik dengan membawa tumbler dan kantong belanja ramah lingkungan, seperti yang sejauh ini dilakukan SBSP,” ucap Saiful Arif.
BACA JUGA: ITB dan Komunitas Lingkungan di Kepulauan Selayar Gelar Ecobrick Fest
Sementara itu, Direktur CSERM-Unas Dr. Sugardjito memberi penekanan pada ancaman plastik terhadap ekosistim laut yang merupakan elemen penting pada kehidupan masyarakat, terutama Kepulauan Selayar.
“Jika polusi plastik kita biarkan tanpa ada penanganan yang maksimal, maka kerusakan ekosistem laut menjadi salah satu ancaman terbesar kita,” ungkap Sugardjito didepan sejumlah peserta.
Hal senada disampaikan pembicara lainnya, Quratu Ainin. Kepada peserta Ecobrick Festival, Peneliti CSERM-Unas tersebut menyampaikan ulasan terkait pengaruh plastik pada keanekaragaman hayati, termasuk teripan yang sejauh ini menjadi potensi ekonomi bagi masyarakat Selayar.
Founder SBSP, Riyadi Achmad yang tampil sebagai salah satu pembicara, mengemukakan fakta-fakta dari polusi sampah plastik yang saat ini nyata dirasakan oleh semua kalangan.
“isu pemansan global dan climate change seperti cuaca ekstrim serta ancaman mikroplastik adalah bukti nyata dari kehadiran plastik yang terbukti menjadi ancaman besar ummat manusia hari ini dan di masa depan,” ucap Riyadi