Pemda Kepulauan Selayar Simulasi Program Makan Bergizi Gratis, Komunitas SBSP Ingatkan Soal Isu Lingkungan

Citra Wardhani
Ilustrasi wadah makanan dari aluminium. Wadah guna ulang disarankan untuk pelaksanaan Makan Bergizi Gratis di Kepulauan Selayar. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi wadah makanan dari aluminium. Wadah guna ulang disarankan untuk pelaksanaan Makan Bergizi Gratis di Kepulauan Selayar. (Foto: Istimewa)

SELAYAR, Quarta.id- Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar melakukan simulasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Jumat (31/1/2025).

Dikutip dari laman kepulauanselayarkab.go.id, acara ini dilangsungkan di SD Inpres 63 Barugaia, Kecamatan Bontomanai.

BACA JUGA: Resmi Dimulai Secara Nasional, Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di Selayar Masih Menunggu Juknis

Hadir perwakilan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI), Bupati Kepulauan Selayar, Muh. Basli Ali, Kapolres Kepulauan Selayar, AKBP Adnan Pandibu dan komponen lainnya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kepulauan Selayar, Mesdiyono menyampaikan komitmen Pemda Kepulauan Selayar mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis dengan supporting anggaran sebesar Rp6,1 milliar.

Menyongsong pelaksanaan MBG di Kepulauan Selayar, pegiat lingkungan dari komunitas Selayar Bebas Sampah Plastik (SBSP) mengingatkan pelaksanaan program terkait isu lingkungan.

BACA JUGA: Dorong Sekolah Bijak Plastik, Disdikpora Kepulauan Selayar dan SBSP Latih Guru Olah Sampah Jadi Ecobrick

“Ada banyak yang perlu kita kritisi sebelum pelaksanaan MBG, salah satunya dorongan agar program ini lebih ramah lingkungan,” ucap Nur Sakinah, salah satu pendiri komunitas SBSP, Jumat (31/1/2024).

Menurut Sakinah, pelaksana program di tingkat lapangan, harus mempertimbangkan wadah yang akan digunakan dalam penyajian makanan.

“Penggunaan material sekali pakai seperti mika, harusnya dihindari. Bisa digantikan dengan wadah guna ulang atau mengarahkan peserta didik untuk membawa wadah sendiri,” ucapnya.

BACA JUGA: Hari Bumi 2024: Yuk, Kenal Lebih Dekat dengan Gerakan Selayar Bebas Sampah Plastik!

Selain itu, teknis pelaksanaan MBG, oleh Sakinah diharapkan sudah mempertimbangkan soal porsi dan volume bahan yang akan diolah menjadi menu makanan.

“Isu food waste (sampah sisa makanan) saat ini menjadi concern global. program MBG idealnya meminimalkan sampah dari sisa makanan,” imbuh Sakinah.

Laman Universitas Negeri Semarang, unes.ac.id mempublikasi fakta, dimana pada tahun 2019, Indonesia merupakan penghasil sampah makanan terbesar nomor 2 di dunia setelah Saudi Arabia.

BACA JUGA: Kebakaran di TPA Marak Terjadi, Dosen dan Peneliti Institut Teknologi Bandung Ingatkan ini!

Pada tahun 2021, Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional mencatat sampah sisa makanan Indonesia yang mencapai 46,35 juta ton dalam skala nasional.

Jumlah ini menduduki komposisi terbesar dari total sampah yang dihasilkan bahkan melebihi sampah plastik, yaitu 26,27 ton.

Dari segi ekonomi, sampah makanan tersebut setara dengan kerugian Rp 213 – Rp 551 triliur per tahun.

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WhatsApp-Image-2024-01-11-at-07.35.08