Home PEOPLE

Mengenang Persitiwa KM Lestari Maju, Ini Sosok Ibu dan Anak yang Fotonya Viral Lima Tahun Silam

Ahmad Riadi
Hilda

SELAYAR, Quarta.id- Dalam kondisi menggigil karena kedinginan, perempuan itu terus mendekap anaknya erat. bibirnya bergetar, di bawah rintik hujan dan terpaan angin yang bertiup kencang dari arah Timur.

Dirinya sesekali mengusap wajah dan kepala sang anak, nalurinya sebagai seorang ibu, membuatnya tetap kuat, demi memastikan buah hati tersayang, baik-baik saja.

Sang suami sejatinya menemani dalam perjalanan menyeberangi lautan kala itu. Namun, situasi keos membuat mereka terpisah. Kondisi yang membuat pikirannya semakin tak menentu.

Gelombang laut yang mencapai ketinggian hingga tiga meter sore itu, sesekali menghantam badan kapal yang hampir separuhnya sudah berada didalam air.

Jerit tangis para penumpang yang terus bertahan pada geladak dan anjungan, membuat suasana makin mencekam.

Ibu yang terus mendekap anaknya tadi, ikut menangis. Gelisah, takut dan seribu satu macam perasaan, bercampur aduk, berkecamuk dalam hatinya.

Jaket pelampung berwarna orange yang sudah dikenakan, tak cukup membuatnya tenang.

Langit mulai gelap, malam akan menjelang. Pikirannya melayang, mengingat seluruh anggota keluarga yang tak bersamanya saat itu. Saudara, serta orang tuanya.

“Belum lagi Pak Suami tidak tahu entah dimana, ada di kapal atau entah dimana, ” katanya saat berbincang dengan Quarta.id, Sabtu (1/7/2023)

Bayang-bayang akan kehilangan tiba-tiba menghantui dan membuatnya semakin kalut, dirinya terisak sembari terus memeluk anaknya, pasrah menunggu tim penyelamat datang.

Perempuan itu adalah Hildawati, usianya 24 tahun saat itu. Bersama putrinya, Yumna yang masih balita, serta ratusan orang lainnya, mereka adalah penumpang KM Lestari Maju yang karam pada perairan Pulau Selayar, lima tahun silam.

Tim evakuasi menyelamatkan mereka dalam hitungan jam setalah kabar kapal ferry yang melayani rute penyeberangan Bira-Pamatata itu mengalami kerusakan mesin, sekitar satu jam sebelum tiba di Selayar.

Foto Hilda, sapaan akrabya, bersama anaknya, kemudian tersebar di jagad maya, narasi perjuangan seorang ibu menyelamatkan Sang Anak pada tragedi yang menalan 35 korban meninggal itu, viral.

Korban meninggal, beberapa diantaranya karena terjebak dalam kapal dan mereka yang memilih melompat untuk berenang ke darat dalam kondisi cuaca yang buruk

Hari ini, Hilda, ratusan penumpang selamat dan para keluarga korban, mengenang persitiwa nahas itu bukan saja sebagai cerita pilu, tetapi juga pelajaran akan kepergian manusia menghadap pencipta-Nya yang bisa terjadi kapan saja dan dengan cara apa saja.

Bagi masyarakat Kepulauan Selayar, insiden akibat ganasnya gelombang laut, sudah menjadi cerita sehari-hari. Tetapi peristiwa pada 3 Juli 2018 itu, menjadi kecelakaan laut dengan eskalasi terbesar hingga hari ini

Alfatihah (dibacakan) untuk semua korban

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WhatsApp-Image-2024-01-11-at-07.35.08