Terkait Gempa Megathrust Selat Sunda dan Mentawai, BMKG Sulsel: Tidak Berpengaruh Langsung ke Wilayah Sulawesi

Ahmad Riadi
Peta megathrust di Indonesia (Grafis: Dok. BMKG)
Peta megathrust di Indonesia (Grafis: Dok. BMKG)

MAKASSAR, Quarta.id- Pernyataan Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono terkait gempa megthrust pada dua zona yakni Selat Sunda (M8,7) dan Mentawai-Siberut (M8,9) yang disebut “sisa menunggu waktu”, jadi perbincangan publik dalam dua hari terakhir.

Terbaru, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui akun resmi BMKG di instagram @infobmkg pada Rabu (14/8/2024) menguatkan pernyataan dari Daryono.

BACA JUGA: Kota Benteng Dipasangi Peta Evakuasi Tsunami, BMKG: Peluang Tsunami Ada, Harus Tetap Waspada!

Menurut Dwikorita, statement “sisa menunggu waktu” merujuk pada kondisi dimana dua zona dimaksud yakni Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, belum terjadi rilis gempa signifikan dalam ratusan tahun atau disebut Seismic gap (kawasan yang aktif secara tektonik namun sangat jarang mengalami gempabumi dalam jangka waktu yang lama)

Karena itu, lanjut dia, sebagai langkah antisipasi dan mitigasi, BMKG sudah menyiapkan system monitoring, processing dan diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat.

“upaya memitigasi bencana gempa bumi dan tsunami dapat berhasil bertujuan menekan sekecil mungkin risiko dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga dapat menciptakan zero victim,” lanjut Dwikorita.

BACA JUGA: BMKG Goes to School di Kepulauan Selayar, Bangun Kesadaran Bencana Berbasis Sekolah

Sementara itu, Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Madya dari BMKG Wil. IV Makassar, Muh. Imran Tahir menyebut, kemungkinan gempa megathrust pada zona Selat Sunda dan Mentawai-Siberut tidak terkait langsung dengan wilayah Sulawesi.

“Untuk pengaruhnya di Sulawesi secara langsung tidak terkait,” ucap Imran saat dihubungi Quarta.id, Rabu (14/8/2024) melalui pesan whatsApp,

Menurut Imran, hingga saat ini, kita kita belum bisa memprediksi gempa kapan tepatnya terjadi karena teknologi sampai sekrang belum tersedia.

BACA JUGA: Sikapi Eskalasi Bencana Hidrometeorologi, Wabup Suarakan Peningkatan Kapasitas Pos SAR di Kepulauan Selayar

“BMKG selama ini memberikan edukasi, seperti yg kita lakukan kemarin di Selayar dalam bentuk SLG (Sekolah Lapang Gempabumi, red) dan Edukasi ke siswa (BMKG Goes to School), merupakan upaya kesiapsiagaan untuk menghadapi potensi bencana itu termasuk gempabumi dan tsunami,” sebutnya.

Imran juga menjelaskan Estimasi M8.7 dan M8.9 pada zona Selat Sunda dan Mentawai-Siberut merupakan studi bersama yang melibatkan banyak pakar lintas institusi termasuk BMKG yang tergabung dalam Pusat Studi Gempabumi Nasional (Pusgen).

Ikuti Kami :
Posted in

BERITA LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WhatsApp-Image-2024-01-11-at-07.35.08